fbpx Document
Tanya CS

Pentingnya “Swiss Cheese” Model Mencegah Kecelakaan Kerja dengan Pendekatan Berlapis

Bayangkan sebuah blok keju Swiss. Jenis keju yang terkenal dengan lubang- lubangnya. Pada pandangan pertama, lubang-lubang ini tampak acak dan tidak berarti, tetapi ketika kita berbicara tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), konsep ini menjadi salah satu model paling efektif dalam mencegah kecelakaan yang berpotensi merugikan. Model ini dikenal sebagai Swiss Cheese Model.

Apa Itu Swiss Cheese Model?
Swiss Cheese Model dikembangkan oleh James Reason, seorang psikolog Inggris, untuk menjelaskan bagaimana kecelakaan dan insiden terjadi dalam sistem yang kompleks. Dalam model ini, setiap lapisan keju Swiss menggambarkan satu langkah pertahanan atau pengendalian risiko di tempat kerja. Misalnya, pelatihan keselamatan, alat pelindung diri (APD), prosedur operasi standar, dan sebagainya. Lubang-lubang dalam keju melambangkan kelemahan atau celah dalam setiap lapisan pertahanan. Ketika lubang-lubang di berbagai lapisan ini secara kebetulan sejajar, maka terbentuklah jalur yang dapat ditembus oleh bahaya, yang kemudian bisa menyebabkan kecelakaan atau insiden. Model ini menekankan pentingnya memiliki beberapa lapisan pertahanan, karena satu celah mungkin tidak cukup untuk menyebabkan kecelakaan, tetapi ketika beberapa celah tersebut bertemu, risiko kecelakaan meningkat secara signifikan.

Apa yang Terjadi Jika Swiss Cheese Model Tidak Diterapkan?
Mari kita bayangkan sebuah skenario di sebuah pabrik kimia. Manajemen pabrik ini hanya mengandalkan satu lapisan pertahanan. Misalnya, pelatihan keselamatan bagi pekerja. Mereka percaya bahwa dengan memberikan pelatihan yang cukup, pekerja akan selalu sadar akan bahaya di sekitar mereka. Namun, mereka mengabaikan pentingnya alat pelindung diri (APD), inspeksi rutin, dan prosedur keselamatan yang ketat. Suatu hari, seorang pekerja melakukan tugas yang melibatkan bahan kimia berbahaya. Karena terbiasa, dia sedikit mengendurkan kewaspadaan. Lubang pertama dalam keju sudah terbentuk. Pelatihan tidak bisa selalu menjamin bahwa pekerja akan 100% waspada. Selanjutnya, pabrik ini tidak menyediakan APD yang memadai karena merasa pelatihan sudah cukup. Lubang kedua terbentuk, ditambah lagi prosedur keselamatan yang longgar membuat pekerja merasa nyaman untuk tidak selalu mengikuti protokol, lubang ketiga terbentuk. Pada hari itu, semua lubang-lubang ini sejajar. Tanpa perlindungan APD, tanpa inspeksi yang ketat, dan tanpa protokol yang jelas, bahan kimia tersebut bocor dan mengenai pekerja. Kecelakaan yang bisa dicegah dengan berbagai lapisan pertahanan ini akhirnya terjadi karena hanya mengandalkan satu lapisan saja.

Solusi dengan Swiss Cheese Model
Swiss Cheese Model menawarkan solusi dengan menempatkan beberapa lapisan pertahanan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Jika sebuah lapisan memiliki lubang atau celah, lapisan lainnya dapat menutupinya. Sehingga risiko kecelakaan menjadi lebih kecil. Dalam skenario pabrik kimia tadi, penerapan Swiss Cheese Model akan melibatkan beberapa langkah penting. Pertama, manajemen tidak hanya memberikan pelatihan keselamatan yang komprehensif, tetapi juga memastikan bahwa setiap pekerja memiliki dan menggunakan APD yang sesuai. Lapisan kedua terbentuk. Kedua, prosedur operasi standar diperketat dan diawasi dengan ketat. Inspeksi rutin dilakukan untuk memastikan semua peralatan dalam kondisi baik dan semua pekerja mengikuti protokol keselamatan. Lapisan ketiga terbentuk. Ketiga, budaya keselamatan di tempat kerja diperkuat, di mana setiap pekerja merasa bertanggung jawab atas keselamatan diri sendiri dan orang lain. Lapisan keempat terbentuk.

Dengan menggunakan pendekatan Swiss Cheese Model, pabrik ini dapat mencegah kecelakaan yang tidak diinginkan, karena meskipun ada satu atau dua lapisan pertahanan yang mungkin memiliki kelemahan, lapisan lainnya akan menutup celah tersebut dan mencegah bahaya dari mencapai pekerja.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp